TAHUN BARU ISLAM ATAUKAH ISLAMI ?

Kita biasa mengenal adanya dua tahun baru, yaitu tahun baru masehi dan tahun baru hijriyyah. Namun, penanggalan sebenarnya banyak - ada tahun Sunda, ada tahun Jawa, ada tahun China, ada tahun Jepang ada tahun Maya dan lain sebagainya.

Bagaimana keterangan dalam ajaran Islam menyikapi hal ini ?

ITU SHAHIH ATAU TIDAK ? DARI MANA SUMBERNYA ?

Zaman kita saat ini adalah era di mana informasi berada di genggaman tangan kita. Kita memiliki kemudahan untuk mengkases informasi berbagai hal. Namun, kita pun diserbu oleh berbagai berita dan informasi yang tidak jelas sumbernya. Banyak issue bertebaran. Banyak hoax beredar menjadi viral.

Bagaimana era informasi ini kita sikapi ?

VIRAL PAHALA DAN DOSA

Teknologi informasi memberikan kemudahan bagi manusia untuk berkomunikasi dan mendapatkan berbagai ilmu. Dengan teknologi informasi, manusia dalam membagikan dan menerima informasi dari berbagai penjuru dunia dengan sangat cepat. Bahkan sebuah informasi dapat menyebar dengan sangat cepat dan tanpa henti ke bebagai penjuru dunia, ketika sebuah informasi itu menjadi viral.

SUNGGUH ENGKAU TELAH KALAH

Wahai diri !
Apapun yang engkau perjuangkan
Apapun status duniawi yang engkau peroleh
Sungguh sebenarnya engkau telah kalah
saat kemuliaan akhlqamu telah pergi

Wahai diri !
Sungguh sebenarnya engkau telah kalah
saat akal sehatmu telah digantikan oleh amarahmu

KENDURI ILAHI


Beribu tahun yang lalu, Allah telah menyampaikan undangan kenduri rutin kepada hamba-hamba-Nya. Setahun sekali seluruh hamba-Nya dari belahan bumi yang mana pun diundang untuk menghadiri kenduri dahsyat – kenduri yang tidak ada tandingannya di belahan semesta yang manapun.

Kenduri itu diselenggarakan Allah di “rumah-Nya (baitulllaah) di Makkah”. Mereka yang menghadiri kenduri itu dinamakan hajji. Hajj bermakna qashduQashdu artinya bermaksud. Bermaksud di sini adalah bermaksud memenuhi undangan Allah untuk menghadiri kenduri di “rumah-Nya”.

UBAN NABI MUHAMMAD SAW


Diriwayatkan oleh Abu Kuraib Muhammad bin Al-A'la dari Mu'awiyah bin Hisyam dari Syaiban dari Abi Ishaq dari 'Ikrimah yang bersumber dari Ibnu 'Abbas r.a. :

Abu Bakar berkata, "Wahai Rosulalloh, sungguh anda telah beruban"

MENGAPA BERTAKBIR SAAT MENGAKHIRI RAMADHAN DAN MENYAMBUT 'IDUL FITHRI ?

Bulan Ramadhan diakhiri dengan takbir yang berkumandang menyambut ‘idul fithri. Hal tersebut diungkapkan di antaranya pada surat Al-Baqarah ayat ke-185 :

و لتكملوا العدة و لتكبروا الله على ما هدىكم و لعلكم تشكرون

TRADISI BERMAAF-MAAFAN DAN MENGUCAPKAN MINAL 'AAIDIIN WAL FAAIZIIN DI IDUL FITHRI

Tradisi Bermaf-maafan

Salah satu dari hikmah Ramadhan adalah dilimpahkannya ampunan Allah kepada hamba-hambanya. Namun dosa itu ada dua, yaitu ada yang haq Allah dan ada yang haq sesama manusia. Dosa yang haq Allah diampuni dengan permohonan ampunnya kepada Allah serta ibadah-ibadah yang dilakukan. Namun dosa haq sesama manusia tidak serta merta diampuni karena memohon ampun kepada Allah dan ibadah-ibadah yang dilakukan, tapi harus disertai saling memaafkan dan saling  merelakan dengan sesama manusia. Karena itulah, setelah Ramadhan – di saat idul fitri – kaum  muslimin bermaaf-maafan, yaitu untuk menyempurnakan ampunan yang dilimpahkan Allah, agar ampunan itu dilimpahkan untuk dosa yang haq Allah dan yang haq sesama manusia.

DUA TERBAIK DAN DUA TERBURUK

Manusia menempuh perjalanan kehidupan. Bertemua dengan beraneka dinamika, beraneka kejadian. Manusia melakukan berbagai hal. Manusia memberikan berbagai respon. Ada yang menuju kesuksesan ada yang menuju kegagalan. 

Sukses dan gagal bisa berarti duniawi, bisa berarti ukhrawi. Pilihan yang mana yang manusia ambil ?

CARA MAKAN NABI MUHAMMAD SAW


Diriwayatkan Oleh Husein bin Ali bin Yazid As-Sodai Al-bagdadi dari Ya'qub bin Ishaq Al-Hadhromi dari Syu'bah dari Sufyan As-Sauri dari Ali bin Al-Aqmar bersumber dari Abu Juhaifah :

Nabi s.a.w. bersabda, "Adapun aku tidak makan sambil bertelekan"

Diriwayatkan oleh Ahmad bin Mani' dari Al-Fadol bin Dakin dari Mas'ab bin Sulaim bersumber dari Anas bin Malik r.a. :


TIGA KELOMPOK MANUSIA MENURUT AL-QURAN

Manusia kita saksikan sangat beraneka ragam perilakunya. Namun dari semua kenaneka ragaman itu dapat dilihat titik-titik persamaan. Dengan titik persamaan tersebut manusia dikelompokkan.

Al-Quran mengelompokkan manusia dalam tiga kelompok besar. Hanya pada tiga kelompok itulah manusia terbagi. Keanekaragaman lainnya sebenarnya hanya cabang-cabang ekspresi dari tiga kelompok tersebut.

MENENTUKAN TANGGAL SATU RAMADHAN

Tibanya tanggal satu Ramadhan ditandai dengan ru’yatul hilal (terlihatnya bulan tsabit di atas ufuk) saat maghrib tanggal 29 bulan Sya’ban. Bila hilal nampak, maka maghrib itu sudah tanggal satu Ramadhan. Bila hilal tidak terlihat, maka bulan Sya’ban digenapkan 30 hari. Sabda Rasulullah s.a.w. :
صُوْمُوْا لِرُؤْيَتِهِ وَ اَفْطِرُوْا لِرُؤْيَتِهِ فَاِنْ غُبِّيَ عَلَيْكُمْ فَاَكْمِلُوْا عِدَّةَ شَعْبَانَ ثَلَاثِيْنَ ﴿ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ . وَ هٰذَا لَفْظُ اْلبُخَارِيِّ ﴾
“Berpuasalah karena melihat hilal dan berbukalah (‘idul fithri) karena melihat hilal, apabila hilal itu tertutup, maka sempurnakanlah 30 hari bilangan bulan Sya’ban. (Muttafaq ‘Alaih dengan lafazh riwayat Imam Bukhari)

MAKNA PUASA

Puasa dalam bahasa Indonesia di kalangan umat Islam adalah terjemah dari kata shaum atau shiyaam. Terjemah tersebut tidaklah tepat sama, namun terjemahan memang hanya pendekatan kata, bukan mewakili seratus prosen makna aslinya. Walau demikian, tidaklah perlu dijadikan keributan dan permasalahan besar bila tidak menimbulkan salah makna dan salah paham dalam komunikasi.

Dalam makna fiqh (hukum amal zhahir), puasa adalah menahan diri dari makan, minum dan berhubungan suami istri dari sejak terbit fajar sampai terbenam matahari. Inilah makna puasa sebagai sebuah amal lahir.

SEJARAH PUASA

Dalam sejarah kewajiban puasa diriwayatkan sebuah kisah. Ketika Allah SWT menciptakan akal Allah SWT memanggilnya dan berfirman, “Menghadaplah ! “Akal pun datang menghadap. Kemudian Allah SWT berfirman kembali, “Mundurlah !” akal pun mundur. Allah SWT bertanya, “Man anta wa man Ana (siapa kamu dan siapa Aku) ?” Akal menjawab, “Anta robbi wa ana ‘abduka dho’if (Engkau Tuhanku dan aku hamba-Mu yang lemah)” Allah SWT berfirman, “Wahai akal Aku tidak menciptakan makhluk yang lebih mulia dari dirimu.” 

BAGINDA RASULULLAH SAW MENYAMBUT RAMADHAN

“Wahai manusia, sungguh telah datang pada kalian bulan Allah dengan membawa berkah rahmat dan maghfirah. Bulan yang paling mulia di sisi Allah.

Hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Jam demi jamnya adalah jam-jam yang paling utama.

PANJANG RAMBUT NABI MUHAMMAD SAW


Diriwayatkan oleh 'Ali bin Hujr dari Isma'il bin Ibrohim dari Humaid bersumber dari Anas bin Malik r.a. :

CARA NABI MUHAMMAD SAW BERSISIR


Diriwayatkan dari Suwaid bin Nashr dari 'Abdullah bin Al-Mubarok dari Yunus bin Yazid dari Az-Zuhri dari 'Ubaidillah bin 'Abdullah bin 'Utbah bersumber dari 'Abdullah bin 'Abbas r.a. :

WAJAH BAGINDA NABI MUHAMMAD SAW


Diriwayatkan oleh Hanad bin As-Sirri, dari Absar bin Al-Qosim dari Asy’as (Ibnu Suwar) dari Abu Ishaq bersumber dari Jabir bin Samuroh :

Aku melihat Rosululloh s.a.w. di suatu malam yang berbulan purnama. Waktu itu beliau memakai pakaian merah. Aku berganti-ganti menatap antara beliau dan rembulan, ternyata beliau ebih indah daripada rembulan.

BENTUK TUBUH NABI MUHAMMAD SAW


Diriwayatkan oleh Sufyan bin Waki’ dari Jami’ bin ‘Umair bin ‘Abdurrahman Al-Ajali dari warga Bani Tamim yang bernama Abu Abdullah dari Hind putera Abu Halah bersumber dari Hasan bin ‘Ali r.a. cucu Rosulullah s.a.w. bahwasanya :

Rosululloh s.a.w. adalah seorang yang berjiwa besar dan berwibawa.

Wajahnya cerah bagaikan rembulan di malam purnama.

SILSILAH NASAB NABI MUHAMMAD SAW


Nasab Rosululloh adalah nasab yang mulia. Nasab beliau bersilsilah kepada manusia-manusia mulia pilihan. Nasab beliau tidak tercemari oleh perilaku-perilaku nista dan hina.

Dari pihak ayah :

BERCINTA DENGAN TUHAN

TUHAN 

Ketika berbicara tentang iman dan taqwa, otomatis yang dibicarakan adalah hubungan dengan Tuhan. Sebelum berbicara tentang hubungan dengan Tuhan, maka harus ditetapkan dulu apakah Tuhan itu ada ataukah tidak. Bagaimanapun dalam lingkungan manusia ada kelompok yang memang mempercayai adanya Tuhan dan ada kelompok yang menyatakan dirinya tidak mempercayai adanya Tuhan.

PANDUAN UTAMA SETELAH AL-QURAN DAN AS-SUNNAH

Bagi setiap mukmin muslim muhsin sangat jelas bahwa panduan hidupnya yang sangat prinsip dan mendasar adalah Al-Quran dan As-Sunnah. Namun, tidak setiap mukmin muslim piawai untuk memahami dan mempraktekkannya. Perlu penjelasan dan contoh dari para ulama agar apa yang ada dalam Al-Quran dan As-Sunnah dapat dipahami dan dipraktekkan dengan benar.

MENEMBUS TUJUH LAPIS LANGIT

Sahabat Mu’adz bin Jabal radhiyallaahu 'anhu menyampaikan bahwa ketika beliau sedang bersama Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, Rasulullah shallallaah ‘alahi wa sallam menyampaikan sebuah hadis yang sangat ditekankan untuk diperhatikan sehingga beliau shallallaah ‘alahi wa sallam sampai bersabda, “Aku sampaikan sebuah hadis yang apabila kamu pelihara - apabila kamu perhatikan, maka bermanfaat bagimu dan apabila kamu sia-siakan - apabila kamu sepelekan, maka kamu tidak akan punya hujjah - tidak akan punya alasan, di hadapan Allah ‘azza wa jalla

BELAJAR HIDUP DARI ILMU NAHWU

Kalimat ada tiga, yaitu ism, fi'l dan harf.

Seyogyanya hidup menjadi ism. Pada dasarnya posisi isim adalah 'umdah, yaitu mubtada dan fa'ilI'rabnya rafa' dan cirinya yang asli adalah dhammah. Tak ada bedanya jadi zhahir maupun dhamir, walaupun harus mustatir. Jelek-jeleknya ya jadi khabarlah, tetep rafa' dan dhammah. Kalaupun tidak dhammah, ya alif atau wawu dan tsubut nun.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...