DUA TERBAIK DAN DUA TERBURUK

Manusia menempuh perjalanan kehidupan. Bertemua dengan beraneka dinamika, beraneka kejadian. Manusia melakukan berbagai hal. Manusia memberikan berbagai respon. Ada yang menuju kesuksesan ada yang menuju kegagalan. 

Sukses dan gagal bisa berarti duniawi, bisa berarti ukhrawi. Pilihan yang mana yang manusia ambil ?

CARA MAKAN NABI MUHAMMAD SAW


Diriwayatkan Oleh Husein bin Ali bin Yazid As-Sodai Al-bagdadi dari Ya'qub bin Ishaq Al-Hadhromi dari Syu'bah dari Sufyan As-Sauri dari Ali bin Al-Aqmar bersumber dari Abu Juhaifah :

Nabi s.a.w. bersabda, "Adapun aku tidak makan sambil bertelekan"

Diriwayatkan oleh Ahmad bin Mani' dari Al-Fadol bin Dakin dari Mas'ab bin Sulaim bersumber dari Anas bin Malik r.a. :


TIGA KELOMPOK MANUSIA MENURUT AL-QURAN

Manusia kita saksikan sangat beraneka ragam perilakunya. Namun dari semua kenaneka ragaman itu dapat dilihat titik-titik persamaan. Dengan titik persamaan tersebut manusia dikelompokkan.

Al-Quran mengelompokkan manusia dalam tiga kelompok besar. Hanya pada tiga kelompok itulah manusia terbagi. Keanekaragaman lainnya sebenarnya hanya cabang-cabang ekspresi dari tiga kelompok tersebut.

MENENTUKAN TANGGAL SATU RAMADHAN

Tibanya tanggal satu Ramadhan ditandai dengan ru’yatul hilal (terlihatnya bulan tsabit di atas ufuk) saat maghrib tanggal 29 bulan Sya’ban. Bila hilal nampak, maka maghrib itu sudah tanggal satu Ramadhan. Bila hilal tidak terlihat, maka bulan Sya’ban digenapkan 30 hari. Sabda Rasulullah s.a.w. :
صُوْمُوْا لِرُؤْيَتِهِ وَ اَفْطِرُوْا لِرُؤْيَتِهِ فَاِنْ غُبِّيَ عَلَيْكُمْ فَاَكْمِلُوْا عِدَّةَ شَعْبَانَ ثَلَاثِيْنَ ﴿ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ . وَ هٰذَا لَفْظُ اْلبُخَارِيِّ ﴾
“Berpuasalah karena melihat hilal dan berbukalah (‘idul fithri) karena melihat hilal, apabila hilal itu tertutup, maka sempurnakanlah 30 hari bilangan bulan Sya’ban. (Muttafaq ‘Alaih dengan lafazh riwayat Imam Bukhari)

MAKNA PUASA

Puasa dalam bahasa Indonesia di kalangan umat Islam adalah terjemah dari kata shaum atau shiyaam. Terjemah tersebut tidaklah tepat sama, namun terjemahan memang hanya pendekatan kata, bukan mewakili seratus prosen makna aslinya. Walau demikian, tidaklah perlu dijadikan keributan dan permasalahan besar bila tidak menimbulkan salah makna dan salah paham dalam komunikasi.

Dalam makna fiqh (hukum amal zhahir), puasa adalah menahan diri dari makan, minum dan berhubungan suami istri dari sejak terbit fajar sampai terbenam matahari. Inilah makna puasa sebagai sebuah amal lahir.

SEJARAH PUASA

Dalam sejarah kewajiban puasa diriwayatkan sebuah kisah. Ketika Allah SWT menciptakan akal Allah SWT memanggilnya dan berfirman, “Menghadaplah ! “Akal pun datang menghadap. Kemudian Allah SWT berfirman kembali, “Mundurlah !” akal pun mundur. Allah SWT bertanya, “Man anta wa man Ana (siapa kamu dan siapa Aku) ?” Akal menjawab, “Anta robbi wa ana ‘abduka dho’if (Engkau Tuhanku dan aku hamba-Mu yang lemah)” Allah SWT berfirman, “Wahai akal Aku tidak menciptakan makhluk yang lebih mulia dari dirimu.” 

BAGINDA RASULULLAH SAW MENYAMBUT RAMADHAN

“Wahai manusia, sungguh telah datang pada kalian bulan Allah dengan membawa berkah rahmat dan maghfirah. Bulan yang paling mulia di sisi Allah.

Hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Jam demi jamnya adalah jam-jam yang paling utama.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...