Tibanya tanggal
satu Ramadhan ditandai dengan ru’yatul hilal (terlihatnya bulan tsabit di atas
ufuk) saat maghrib tanggal 29 bulan Sya’ban. Bila hilal nampak, maka maghrib
itu sudah tanggal satu Ramadhan. Bila hilal tidak terlihat, maka bulan Sya’ban digenapkan
30 hari. Sabda Rasulullah s.a.w. :
صُوْمُوْا
لِرُؤْيَتِهِ وَ اَفْطِرُوْا لِرُؤْيَتِهِ فَاِنْ غُبِّيَ عَلَيْكُمْ
فَاَكْمِلُوْا عِدَّةَ شَعْبَانَ ثَلَاثِيْنَ ﴿ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ . وَ هٰذَا لَفْظُ اْلبُخَارِيِّ ﴾
“Berpuasalah karena melihat hilal dan berbukalah (‘idul fithri)
karena melihat hilal, apabila hilal itu tertutup, maka sempurnakanlah 30 hari
bilangan bulan Sya’ban. (Muttafaq
‘Alaih dengan lafazh
riwayat
Imam Bukhari)